Hot News

nowgoogle.com adalah multiple search engine popular, sekilas kita pasti menebak bahwa ini adalah search engine baru buatan google dengan nama baru nowgoogle.com adalah multiple search engine popular

Download Buku "Gurita Cikeas"

| Rabu, 30 Desember 2009
Berikut isi pada halaman pertama dalam buku Gurita Cikeas ini :

Apakah penyertaan modal sementara yang berjumlah Rp 6,7 triliun itu ada yang bocor atau tidak sesuai dengan peruntukannya? Bahkan berkembang pula desas-desus,rumor, atau tegasnya fitnah, yang mengatakan bahwa sebagian dana itu dirancang untuk dialirkan ke dana kampanye Partai Demokrat dan Capres SBY; fitnah yang sungguh kejam dan sangat menyakitkan….

Sejauh mana para pengelola Bank Century yang melakukan tindakan pidana diproses secara hukum, termasuk bagaimana akhirnya dana penyertaan modal sementara itu dapat kembali ke negara?


Saya sudah dapat link download Membongkar Gurita Cikeas, namun masih yang pracetaknya. It's ok lumayan lah 41 halaman. silahkan download di link berikut : Gurita Cikeas Pdf

George Tolak Saweran

|
Ferdinan - Okezone

JAKARTA - Penulis buku Membongkar Gurita Cikeas, Di Balik Skandal Century, George Junus Aditjondro, menolak secara halus urunan dana yang ditawarkan beberapa tokoh yang hadir dalam bedah bukunya di Doekoen Cofee, Pancoran.

"Saya tidak bekerja dengan planning. Anggaran ada baru kerja. Kerja saya ini kan penulis. Buat saya (menulis) adalah hobi," kata George kepada para wartawan menanggapi urunan tersebut, Jakarta Selatan, Rabu (30/12/2009).

George sendiri enggan menyebutkan, berapa dana yang dibutuhkannya untuk melakukan revisi atas buku kontroversialnya. "Tidak bisa digambarkan," ucapnya.

Diberitakan okezone di "George Junus Bersedia Revisi Buku Gurita Cikeas" (28 Desember/14.42), George bersedia merevisi bukunya terkait data adanya dugaan pemanfaatan dana PSO LKBN Antara sebesar Rp20,6 miliar untuk Bravo Media Center, yang tecantum di halaman 29-31. Nama Direktur Komersial dan IT Rully Ch Iswahyudi juga ikut dicatut dalam bab ini.

George bersedia merevisi, dengan persyaratan pihak LKBN Antara memberikan dokumen rapat Direksi LKBN Antara pada 9 Juni 2009 lalu yang mencantumkan kesediaan Direktur Komersial dan IT Rully Ch Iswahyudi mengundurkan diri dari keanggotaan tim sukses SBY-Boediono. Namun disebutkan, George akan melakukan revisi, jika telah memiliki cukup dana.

Menanggapi hal tersebut, beberapa tokoh yang hadir dalam acara bedah buku tersebut, dengan dipelopori oleh Fadjroel Rachman, memberikan saweran kepada George. Beberapa lembar uang bernilai Rp10.000 dan Rp50.000 sempat terhampar di meja George dan tokoh-tokoh yang saat itu melakukan konferensi pers.(ahm)

Pemukulan Ramadhan Pohan

|
Ferdinan - Okezone

JAKARTA - Penulis buku Membongkar Gurita Cikeas: Di balik Skandal Bank Century, Goerge Junus Aditjondro membantah peristiwa pemukulan terhadap petinggi Jurnal Nasional Ramadhan Pohan. George juga mencurigai adanya upaya pengalihan isu dari Gurita Cikeas ke kasus pemukulan.

“Jangan-jangan ini diskenariokan untuk memancing supaya isu buku ini bisa dialihkan jadi isu pemukulan. Seolah-olah ada pemukulan terhadap anggota DPR,” ujar George dalam konferensi pers usai bedah buku di Doekoen Café, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (30/12/2009).

George menegaskan tidak melakukan pemukulan terhadap Ramadhan yang juga anggota DPR dari Partai Demokrat itu. “Saya ini cinta damai. Saya juga tidak memukul. Ini hanya mengalihkan isu saja,” pungkasnya.

Di tempat yang sama Haris Rusli dari petisi 28 menyatakan siap mengikuti proses hukum jika polisi menindaklanjuti laporan dari Ramadhan.

“Kita siap dipanggil kepolisian untuk memberi keterangan. Dan jangan lupa mulai tanggal 4 sampai 10 Januari, kita akan mengerahkan massa untuk mengepung istana,” katanya.

Sebelumnya, Ramadhan melaporkan pemukulan yang telah dilakukan George kepada dirinya saat bedah buku di Doekoen Café ke SPK Polda Metro Jaya. Ramadhan juga membawa hasil visum dari Rumah Sakit Jakarta yang menyatakan adanya luka memar di bagian mata kiri anggota DPR itu.
(ded)

Domain Gurita Cikeas Seharga USD69.99

|
Sarie - Okezone

JAKARTA - Pelarangan buku Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century justru semakin membuat populer buku tersebut. Selain softcopy yang beredar di internet, domain Gurita Cikeas pun sudah ada yang memiliki.

Ditelusuri okezone, Rabu (30/12/2009), domain guritacikeas.com ini telah dimiliki oleh seseorang yang menyerahkan penjualan kepada penyedia domain lain, GoDaddy.com. Saat dsambangi, GoDaddy mengarahkan pembelian ke Domain Buy Service.

Dari situ diketahui, harga domain guritacikeas.com dibandrol dengan harga USD69.99 atau kurang dari Rp700 ribuan.

Dicek melalui Whois, domain guritacikeas.com dimiliki oleh seseorang yang juga mengelola blog bertajuk bintangweb. Ternyata blog tersebut dimiliki oleh seseorang yang tinggal di wilayah Karawang, Jawa Barat.

Buku Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century menghilang dari peredaran sebelum sempat dijual ke masyarakat. Kabarnya, buku ini dilarang beredar karena dianggap sarat fitnah. Dalam buku Membongkar Gurita Cikeas George memaparkan tiga komponen kelompok yang berada di sekitar Presiden SBY, yaitu para pejabat, pengusaha, dan anggota keluarga.

Tiga komponen ini, menurut George, memiliki andil besar dalam kemenangan SBY pada Pemilu 2009 serta berbagai helatan lain di Tanah Air. Tiga ring ini pula yang disebut George terlibat dalam kasus Bank Century. (srn)

Launching Gurita Cikeas Diwarnai Demo Dukung SBY

|
Ferdinan - Okezone

JAKARTA - Peluncuran buku Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century yang ditulis George Junus Aditjondro hari ini di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, diwarnai aksi unjuk rasa pendukung SBY.

Pantauan okezone di lapangan, Rabu (30/12/2009), massa yang menamakan diri Solidaritas Rakyat Indonesia ini mambawa spanduk berukuran besar bertuliskan “Hidup SBY”.

Dalam aksi yang diikuti sekira 25 orang tersebut, massa membawa poster bertuliskan “Buku Gurita Cieas itu fitnah”, “George pengkhianat bangsa”. Mereka juga mengenakan topeng bergambar george.

Sementara itu, salah seorang orantor dalam orasinya menuding George sebagai antek asing dan semua isi dari buku Gurita Cikeas adalah fitnah. Massa juga menyayikan lagu nasional “sorak sorai bergembira”.

Untuk menarik simpati, massa menggelar aksi teatrikal di tengah jalan. Aksi ini pun memacetkan arus lalu lintas Jalan Kalibata Raya menuju Pancoran, Jakarta Selatan.

Sementara itu, aksi puluhan orang tersebut sempat menyita perhatian pengunjung bedah buku karangangn George. Meski berjarak hanya 5 meter dari lokasi acara, namun acara sekaligus peluncuran buku tersebut tetap berjalan normal.

Buku karangan George memunculkan polemik karena memaparkan data-data sensitif terkait Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan orang-orang di sekitarnya.

Salah satunya terkait dugaan keterlibatan orang-orang di sekitar SBY dalam skandal Bank Century yang merugikan negara sebesar Rp6,7 triliun itu.(kem)

Pansus Borong Buku “Membongkar Gurita Cikeas”

| Senin, 28 Desember 2009
Sejauh mana para pengelola Bank Century yang melakukan tindakan pidana diproses secara hukum, termasuk bagaimana akhirnya dana penyertaan modal sementara itu dapat kembali ke negara?”

Begitulah sekelumit pertanyaan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pidatonya hari Senin malam, 23 November 2009, menanggapi rekomendasi Tim 8 yang telah dibentuk oleh Presiden sendiri, untuk mengatasi krisis kepercayaan yang meledak di tanah air, setelah dua orang pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) – Bibit S Ryanto dan Chandra M Hamzah – ditetapkan sebagai tersangka kasus pencekalan dan penyalahgunaan wewenang, hari Selasa, 15 September, dan ditahan oleh Mabes Polri, hari Kamis, 29 Oktober 2009.

Barangkali, tanpa disadari oleh SBY sendiri, pernyataannya yang begitu defensif dalam menangkal adanya kaitan antara konflik KPK versus Polri dengan skandal Bank Century, bagaikan membuka kotak Pandora yang sebelumnya agak tertutup oleh drama yang dalam bahasa awam menjadi populer dengan julukan drama cicak melawan buaya.

Memang, drama itu, yang begitu menyedot perhatian publik kepada tokoh Anggodo Widjojo, yang dijuluki “calon Kapolri” atau “Kapolri baru”, cukup sukses mengalihkan perhatian publik dari skandal Bank Century, bank gagal yang mendapat suntikan dana sebesar Rp 6,7 trilyun dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), jauh melebihi Rp 1,3 trilyun yang disetujui DPR‐RI.

Selain merupakan tabir asap alias pengalih isu, penahanan Bibit dan Chandra oleh Mabes Polri dapat ditafsirkan sebagai usaha mencegah KPK membongkar skandal Bank Century itu, bekerjasama dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Soalnya, investigasi kasus Bank Century itu sudah didorong KPK (Batam Pos, 31 Agust 2009). Sedangkan BPK juga sedang meneliti pengikutsertaan dana publik di bank itu, atas permintaan DPR‐RI pra‐Pemilu 2009. (source : inilah.com) - Download Cuplikan Sinopsis Buku Gurita Cikeas.

Membongkar Gurita Cikeas: Informasi yang Fenomenal

|
“Apakah penyertaan modal sementara yang berjumlah Rp 6,7 triliun itu ada yang bocor atau tidak sesuai dengan peruntukannya? Bahkan berkembang pula desas-desus,rumor, atau tegasnya fitnah, yang mengatakan bahwa sebagian dana itu dirancang untuk dialirkan ke dana kampanye Partai Demokrat dan Capres SBY; fitnah yang sungguh kejam dan sangat menyakitkan….

Sejauh mana para pengelola Bank Century yang melakukan tindakan pidana diproses secara hukum, termasuk bagaimana akhirnya dana penyertaan modal sementara itu dapat kembali ke negara?”

Begitulah sekelumit pertanyaan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pidatonya hari Senin malam, 23 November 2009, menanggapi rekomendasi Tim 8 yang telah dibentuk oleh Presiden sendiri, untuk mengatasi krisis kepercayaan yang meledak di tanah air, setelah dua orang pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) – Bibit S Ryanto dan Chandra M Hamzah – ditetapkan sebagai tersangka kasus pencekalan dan penyalahgunaan wewenang, hari Selasa, 15 September, dan ditahan oleh Mabes Polri, hari Kamis, 29 Oktober 2009.

Barangkali, tanpa disadari oleh SBY sendiri, pernyataannya yang begitu defensif dalam menangkal adanya kaitan antara konflik KPK versus Polri dengan skandal Bank Century, bagaikan membuka kotak Pandora yang sebelumnya agak tertutup oleh drama yang dalam bahasa awam menjadi populer dengan julukan drama cicak melawan buaya.

Memang, drama itu, yang begitu menyedot perhatian publik kepada tokoh Anggodo Widjojo, yang dijuluki “calon Kapolri” atau “Kapolri baru”, cukup sukses mengalihkan perhatian publik dari skandal Bank Century, bank gagal yang mendapat suntikan dana sebesar Rp 6,7 trilyun dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), jauh melebihi Rp 1,3 trilyun yang disetujui DPR‐RI.

Selain merupakan tabir asap alias pengalih isu, penahanan Bibit dan Chandra oleh Mabes Polri dapat ditafsirkan sebagai usaha mencegah KPK membongkar skandal Bank Century itu, bekerjasama dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Soalnya, investigasi kasus Bank Century itu sudah didorong KPK (Batam Pos, 31 Agust 2009). Sedangkan BPK juga sedang meneliti pengikutsertaan dana publik di bank itu, atas permintaan DPR‐RI pra‐Pemilu 2009. (source : inilah.com) - Download Cuplikan Sinopsis Buku Gurita Cikeas.

Tentang Pengarang

|
George Junus Aditjondro (lahir pada 27 Mei 1946 di Pekalongan, Jawa Tengah) adalah seorang sosiolog asal Indonesia.

Pada sekitar tahun 1994 dan 1995 nama Aditjondro menjadi dikenal luas sebagai pengkritik pemerintahan Soeharto mengenai kasus korupsi dan Timor Timur. Ia sempat harus meninggalkan Indonesia ke Australia dari tahun 1995 hingga 2002 dan dicekal oleh rezim Soeharto pada Maret 1998. Di Australia ia menjadi pengajar di Universitas Newcastle dalam bidang sosiologi. Sebelumnya saat di Indonesia ia juga mengajar di Universitas Kristen Satya Wacana.

Saat hendak menghadiri sebuah lokakarya di Thailand pada November 2006, ia dicekal pihak imigrasi Thailand yang ternyata masih menggunakan surat cekal yang dikeluarkan Soeharto pada tahun 1998[1].

Pada akhir bulan desember 2009, beberapa lama setelah peluncuran bukunya terakhir, Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyalurkan keprihatinanya atas isi buku tersebut[2]. Buku itu sempat ditarik dari etalase toko walaupun pada saat itu belum ada keputusan hukum terhadap peredaran buku itu[3]

Bibliografi

* (id) Aditjondro, George Junus (2006). Korupsi Kepresidenan : reproduksi oligarki berkaki tiga : istana, tangsi dan partai penguasa. Yogyakarta: LKiS. ISBN 979-8451-68-6.

* (id) Aditjondro, George Junus (2003). Korban-korban pembangunan : tilikan terhadap beberapa kasus perusakan lingkungan di tanah air. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ISBN 979-3237-64-3.
* (id) Aditjondro, George Junus (2003). Pola-pola gerakan lingkungan : refleksi untuk menyelamatkan lingkungan dari ekspansi modal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ISBN 979-3237-65-1.
* (id) Aditjondro, George Junus (2003). Kebohongan-kebohongan negara : perihal kondisi obyektif lingkungan hidup di nusantara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ISBN 979-3237-63-5.
* (id) Aditjondro, George Junus (2002). Membedah kembar siam penguasa politik dan ekonomi Indonesia. Jakarta: LSPP, 169.
* (id) Aditjondro, George Junus (2001). Ketika semerbak cengkih tergusur asap mesiu. Jakarta: Tapak Ambon, 250.
* (id) Aditjondro, George Junus (2000). Menyongsong matahari terbit di puncak ramelau : dampak pendudukan Timor Lorosa'e dan munculnya gerakan pro-Timor Lorosa'e di Indonesia. Jakarta: Yayasan HAK dan FORTILOS, 312.
* (id) Aditjondro, George Junus (1999). Tangan-tangan berlumuran minyak : Politik minyak di balik targedi Timor Lorosae. Jakarta: Solidamor, 158.

Buku ini Hilang Misterius

|
Tak ada nada khawatir dari Julius Felicianus. Direktur penerbitan Galang Pers itu meyakini bahwa buku yang baru saja diterbitkan perusahaannya: Membongkar Gurita Cikeas, tak ada masalah.

Julius mengaku baru tahu bahwa bukunya ditarik dari peredaran oleh toko buku Gramedia di Jabodetabek. Ini terkait dengan isu bahwa ada pihak-pihak yang khawatir dengan peredaran buku itu.

“Galang tidak pernah tahu kalau buku ini ditarik dari peredaran. Kami pun baru tahu dari media,” kata Julius Felicianus, yang saat dihubungi INILAH.COM masih ada di Yogyakarta.

Memang, sejak Sabtu (26/12), buku berjudul Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century tiba-tiba menjadi berita heboh. Ini terjadi karena banyak orang yang tiba-tiba kesulitan mencari buku itu.

Buku yang kabarnya diedarkan lewat jaringan toko buku Gramedia itu, tiba-tiba menghilang. Dari situlah muncul isu bahwa pihak toko buku ditekan agar buku itu ditarik dari pasaran.

Julius sendiri menduga hal yang sama. Bahwa, buku Membongkar Gurita Cikeas karya George Junus Aditjondro tidak beredar lebih karena disebabkan oleh pihak toko buku sebagai pihak distributor yang ketakutan menjual buku ini.

''Saya menduga begitu, tokoh buku ini (Gramedia) mencari aman,'' kata Julius.

Apalagi, Julius membaca di berita bahwa pihak juru bicara presiden sudah membantah telah melakukan penarikan terhadap peredaran buku ini.

''Kan, juru bicara presiden sudah membantah (menarik buku ini). Jadi, bukan dari pemerintah,'' katanya.

Memang, untuk distribusi buku yang dilaunching di Yogyakarta, Rabu (23/12), penerbit Galang Press bekerja sama dengan jaringan distribusi Toko Buku Gramedia. Karena itu, dari total 4000 eksemplar edisi cetakan pertama, sebanyak 70 persen didistribusikan melalui jaringan Toko Buku Gramedia.

“Biasanya untuk buku baru kami mencetak 5500 eksemplar. Namun karena khawatir ada penolakan dari pihak toko buku, kami mencetak 4000 eksemplar dulu,” tuturnya.

Ini alternatif yang memang sudah disiapkan Galang Pers jika Toko Buku Gramedia menarik buku itu dari peredaran. ''Galang Press akan mencari alternatif jalur distribusi yang lain. Karena, kami tidak ingin menghambat saluran infromasi masyarakat,'' kata Julius.

Meski bukunya hilang dari peredaran, Galang Pers merasa tidak dirugikan. “Sebetulnya bukan saya yang dirugikan, malah pemerintah. Seakan-akan apa yang tertulis itu benar. Akibat penarikan itu bisa jadi bukunya malah tambah dicari orang,” kata Julius yang mengaku bahwa saat ini sudah beredar buku bajakan Membongkar Gurita Cikeas.

Ketika ditanya apakah pihak penerbit sudah yakin bahwa data yang diungkap di buku itu valid, Julius menjawab:''Yakin. Apalagi, buku itu sudah ada yang memberi endorsement. Dan mereka adalah tokoh-tokoh terkenal, seperti Syafii Ma'arif, Teten Masduki, Danang Widoyoko dari ICW dan Joseph Adi Prasetyo.''

Julius mengungkapkan, inisiatif penerbitan buku ini berasal dari George Aditjondro. Waktu itu, Galang Pers sudah memberikan ketentuan terhadap George. Bahwa, buku itu tidak boleh berisi hujatan, fitnah apalagi mengambil data yang tidak jelas.

''Jadi, kami yakin dong. Isi bukunya juga 70 persen sudah ditulis di media lain. Buku ini juga sudah diberi komentar baik oleh oara tokoh,'' katanya lagi.

Lagi pula, Galang Pers menerbitkan buku itu dengan niatan untuk memberi catatan 100 hari Pemerintahan SBY. ''Buku ini diterbitkan agar SBY mengevaluasi keluarganya, partainya, dan orang-orang terdekatnya. Sehingga pemerintahan dia lima tahun ke depan bersih tidak ternodai oleh korupsi,'' kata Julius.

Tentang reaksi dari pendukung SBY yang tidak terima dengan data di buku itu, Julius menyarankan agar mereka membuat buku tandingan.

''Intelektual harus dibalas dengan intelektual. Kalau setiap buku disensor, hak rakyat akan terbatas,'' katanya.

Untuk itu, Selasa nanti (29/12), Julius berencara ke Jakarta. Dia akan meminta jaminan dari Komnas HAM untuk tetap bisa mengedarkan buku ini